Dalam rangka meningkatkan keterampilan serta memberdayakan potensi ekonomi masyarakat, Pemerintah Gampong Ie Masen Kayee Adang menggelar kegiatan Pelatihan Proses Pembuatan Kue Tradisional pada Selasa, 28 Oktober 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Posyandu Gampong Ie Masen Kayee Adang mulai pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB dan diikuti oleh 30 peserta, yang terdiri atas anggota Pokja III PKK serta ibu-ibu warga Gampong Ie Masen Kayee Adang.
Kegiatan ini menjadi salah satu program pemberdayaan perempuan yang bertujuan untuk melestarikan kuliner khas daerah, sekaligus membuka peluang usaha rumahan bagi masyarakat. Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memperoleh keterampilan baru yang tidak hanya bermanfaat bagi keluarga, tetapi juga berdampak pada peningkatan ekonomi gampong secara menyeluruh.
Acara dimulai dengan pembukaan resmi oleh Ir. Muhammad Kasim, selaku Keuchik Gampong Ie Masen Kayee Adang. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai sangat positif ini. Menurut beliau, kegiatan pelatihan semacam ini merupakan salah satu langkah nyata untuk melestarikan warisan kuliner Aceh yang semakin jarang ditemui di kalangan generasi muda.
Beliau menekankan bahwa kemampuan membuat kue tradisional bukan hanya bagian dari kebanggaan budaya, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber penghasilan. Oleh karena itu, Keuchik Ir. Muhammad Kasim berharap agar para peserta tidak berhenti setelah pelatihan ini selesai, melainkan dapat melanjutkan keterampilan yang diperoleh menjadi usaha kecil dan berkelanjutan di lingkungan gampong.
Dalam kesempatan itu, beliau juga menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Gampong terhadap kegiatan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Harapannya, dari kegiatan seperti ini dapat lahir kelompok usaha kuliner yang mampu mengangkat nama Gampong Ie Masen Kayee Adang di bidang produk tradisional.
Pelatihan Bersama Narasumber Berpengalaman
Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan yang dibimbing langsung oleh dua narasumber berpengalaman di bidang kuliner tradisional Aceh, yaitu Rosdiana dan Diana Rose. Keduanya dikenal sebagai penggiat kuliner lokal yang telah lama berkontribusi dalam mempertahankan cita rasa khas Aceh di tengah perkembangan modernisasi makanan.
Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya diberikan penjelasan tentang bahan dan langkah-langkah pembuatan kue, tetapi juga diajarkan cara menjaga kualitas produk serta teknik pengemasan agar hasil olahan memiliki nilai jual lebih tinggi.
Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk memudahkan praktik langsung. Dengan suasana yang akrab dan penuh semangat, para narasumber mendampingi setiap kelompok dengan sabar, menjelaskan teknik mengolah bahan, hingga cara mengatur tingkat panas saat memasak agar tekstur dan rasa kue tetap sempurna.
Suasana Gedung Posyandu pada hari itu terasa sangat hidup. Aroma harum dari adonan yang sedang dimasak memenuhi ruangan, disertai canda tawa para peserta yang saling membantu satu sama lain. Banyak peserta mengaku bangga dapat belajar langsung dari ahlinya dan mendapatkan ilmu baru yang bisa langsung dipraktikkan di rumah.
Kue Tradisional yang Dipelajari
- Dodol Aceh
Dodol Aceh dikenal dengan teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis legit. Terbuat dari campuran santan, gula merah, dan tepung ketan, dodol dimasak dengan api kecil sambil diaduk perlahan hingga mengental. Proses ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan agar hasilnya kenyal serta tahan lama. - Kue Bhoi
Kue Bhoi merupakan kue khas Aceh berbentuk ikan atau bunga, melambangkan harapan dan keberkahan. Terbuat dari campuran telur, tepung, dan gula yang dipanggang hingga berwarna keemasan, kue ini memiliki rasa manis ringan dan tekstur yang lembut di dalam namun renyah di luar. - Kue Keukarah
Keukarah adalah kue tradisional berbentuk jaring halus dan renyah. Adonannya dibuat dari tepung beras dan gula, kemudian digoreng menggunakan teknik khusus agar membentuk pola melingkar yang indah. Kue ini sering disajikan pada acara adat dan menjadi simbol keindahan serta ketelitian dalam budaya Aceh.
Suasana dan Antusiasme Peserta
Sepanjang kegiatan, para peserta terlihat sangat aktif dan bersemangat mengikuti setiap tahapan. Mereka mencatat resep, mencoba berbagai teknik baru, serta berdiskusi dengan narasumber mengenai peluang pemasaran produk.
Beberapa peserta bahkan menyampaikan niat untuk membentuk kelompok usaha kecil setelah pelatihan selesai. Ide tersebut disambut baik oleh Keuchik dan panitia pelaksana, yang berencana mendukung dalam bentuk pelatihan lanjutan atau pendampingan usaha.
Kebersamaan terasa begitu kuat. Ibu-ibu saling membantu dalam menimbang bahan, mengaduk adonan, hingga menghias hasil kue mereka. Setelah semua tahap selesai, hasil olahan peserta dipajang dan dinikmati bersama. Suasana menjadi semakin hangat, penuh tawa, dan kebanggaan karena karya mereka berhasil tampil dengan rasa dan bentuk yang menggugah selera.
Selain keterampilan teknis, pelatihan ini juga menumbuhkan rasa percaya diri di kalangan peserta. Banyak yang sebelumnya belum pernah membuat kue tradisional, kini merasa yakin dapat mengembangkannya menjadi produk bernilai jual tinggi.
Menjelang sore, kegiatan pelatihan ditutup dengan sesi tanya jawab dan refleksi bersama. Para peserta menyampaikan kesan positif terhadap kegiatan ini, terutama karena mereka memperoleh pengalaman berharga dan ilmu yang dapat langsung diterapkan.
Dalam sambutan penutup, perwakilan narasumber memberikan motivasi agar keterampilan yang telah diperoleh tidak berhenti di meja pelatihan saja. Peserta diharapkan dapat memulai usaha kecil dari rumah, bahkan berkolaborasi dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) agar produk yang dihasilkan dapat lebih dikenal luas.
Pemerintah Gampong Ie Masen Kayee Adang berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan serupa di masa mendatang. Selain pelatihan kuliner, rencananya akan diadakan program lanjutan seperti pelatihan pengemasan, strategi pemasaran digital, dan manajemen usaha kecil, agar peserta memiliki kemampuan lengkap dalam berwirausaha.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta, narasumber, dan panitia. Wajah para peserta tampak bahagia, menunjukkan rasa bangga atas keterampilan baru yang diperoleh. Keceriaan dan kebersamaan di hari itu menjadi bukti bahwa semangat belajar dan berusaha masih hidup kuat di kalangan masyarakat Gampong Ie Masen Kayee Adang.
Pelatihan pembuatan kue tradisional ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian kuliner Aceh, tetapi juga wadah pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kemandirian ekonomi keluarga. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan ibu-ibu di Gampong Ie Masen Kayee Adang mampu memanfaatkan keterampilan yang diperoleh sebagai langkah awal menuju usaha produktif dan berkelanjutan.
Pemerintah Gampong terus berupaya menghadirkan kegiatan yang berdampak langsung bagi kesejahteraan warganya. Semangat kebersamaan, kreativitas, dan kerja nyata masyarakat menjadi modal penting untuk membangun gampong yang mandiri, berdaya saing, dan tetap berakar pada nilai-nilai budaya lokal.

