Gampong Ie Masen Kayee Adang Mencetak Kader Baru Fardhu Kifayah

Pada hari Rabu, 24 September 2025, Gampong Ie Masen Kayee Adang melaksanakan sebuah kegiatan penting yang sarat dengan nilai keagamaan dan sosial, yaitu pelatihan Fardhu Kifayah. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat dalam menjaga kelangsungan amalan syariat Islam serta menyiapkan generasi penerus yang terampil dan bertanggung jawab.

Sebagaimana diketahui, Fardhu Kifayah adalah kewajiban kolektif umat Islam yang harus ditunaikan ketika ada seorang muslim yang meninggal dunia. Apabila kewajiban ini dilaksanakan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya. Namun, jika tidak ada seorang pun yang melaksanakannya, maka seluruh umat Islam di sekitarnya akan menanggung dosa. Atas dasar inilah, pelatihan semacam ini menjadi sangat penting dan mendesak.

 

Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta, terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan. Para peserta berasal dari kalangan anggota Fardhu Kifayah yang sudah berpengalaman, serta calon-calon kader yang dipersiapkan untuk melanjutkan peran di masa mendatang. Pembagian peserta berdasarkan jenis kelamin ini memiliki tujuan yang jelas. Para laki-laki dilatih untuk memandikan dan mengurus jenazah laki-laki, sedangkan para perempuan diarahkan untuk memandikan jenazah perempuan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan syariat dapat berjalan sesuai ketentuan dan tetap menjaga adab yang berlaku.

Tujuan utama dari kegiatan ini tidak hanya sebatas memberikan teori, tetapi juga membentuk kader terlatih yang siap mengemban amanah ketika masyarakat membutuhkannya. Dengan adanya generasi baru yang memahami ilmu Fardhu Kifayah, diharapkan tidak akan ada kekosongan kader di masa depan.

 

Acara resmi dibuka oleh Keuchik Gampong Ie Masen Kayee Adang, Ir. Muhammad Kasim. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Fardhu Kifayah adalah amal yang sangat mulia karena berhubungan langsung dengan kewajiban seorang muslim terhadap sesamanya. Keuchik menekankan bahwa masyarakat harus saling bergotong royong dalam urusan ini, sebab kematian adalah sebuah kepastian yang akan datang kepada setiap manusia.

Beliau juga mengingatkan bahwa ilmu Fardhu Kifayah tidak boleh terhenti pada satu generasi saja. Jika kaderisasi tidak dilakukan, maka akan timbul kesulitan bagi masyarakat ketika terjadi musibah kematian. Oleh karena itu, beliau sangat mengapresiasi partisipasi peserta yang hadir, serta berharap agar pelatihan ini terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.

 

Dua narasumber utama hadir dalam kegiatan ini, yaitu Tgk. Iswardi dan Hj. Rhaudah. Keduanya dikenal sebagai sosok yang berpengalaman dalam praktik Fardhu Kifayah di tengah masyarakat.

Dalam penyampaiannya, Tgk. Iswardi menjelaskan tentang landasan syariat Fardhu Kifayah, dimulai dari ayat Al-Qur’an, hadits Nabi, hingga praktik para sahabat. Beliau menekankan bahwa perawatan jenazah bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal niat ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT. Selain itu, beliau memberikan arahan tentang tata cara memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Sementara itu, Hj. Rhaudah lebih banyak membahas peran perempuan dalam pelaksanaan Fardhu Kifayah. Beliau menekankan bagaimana menjaga aurat jenazah perempuan, teknik memandikan yang benar, serta adab yang harus dipatuhi. Penyampaian beliau sangat jelas dan detail, sehingga peserta perempuan merasa lebih percaya diri dalam menghadapi praktik simulasi.

 

Kegiatan dilaksanakan melalui tiga metode utama:

  1. Sosialisasi
    Peserta diberikan pemahaman menyeluruh mengenai kewajiban Fardhu Kifayah. Materi sosialisasi ini membangun kesadaran bahwa kewajiban ini bukan hanya tugas kelompok tertentu, melainkan kewajiban semua umat Islam.
  2. Diskusi
    Pada sesi ini, peserta diajak untuk bertukar pengalaman. Banyak pertanyaan diajukan, mulai dari tata cara menghadapi kondisi jenazah yang sulit, hingga adab ketika berhadapan dengan keluarga yang berduka. Diskusi berlangsung hangat, dan banyak pengetahuan baru yang diperoleh dari jawaban narasumber.
  3. Simulasi
    Bagian ini menjadi inti kegiatan. Peserta dibagi sesuai jenis kelamin. Para laki-laki melakukan praktik memandikan jenazah laki-laki, sedangkan para perempuan berlatih memandikan jenazah perempuan. Melalui simulasi ini, peserta dapat langsung mempraktikkan teori yang telah dipelajari. Kesalahan kecil langsung diluruskan oleh narasumber, sehingga hasil latihan menjadi lebih maksimal.

 

Selama kegiatan berlangsung, peserta menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka memperhatikan setiap arahan dengan seksama, mencatat hal-hal penting, dan aktif bertanya. Ketika simulasi dilakukan, sebagian besar peserta tampak sungguh-sungguh, bahkan beberapa dari mereka menyampaikan rasa syukur karena akhirnya bisa belajar secara langsung dan terarah.

Keterlibatan peserta perempuan juga sangat penting. Selama ini, tidak semua perempuan berani atau percaya diri dalam mengurus jenazah. Namun, dengan adanya bimbingan dari Hj. Rhaudah, banyak peserta yang merasa lebih siap dan mantap.

 

Pelaksanaan kegiatan ini memiliki nilai sosial yang besar. Dengan adanya kaderisasi, masyarakat tidak perlu khawatir jika suatu saat ada yang meninggal dunia. Kader yang sudah terlatih akan siap turun tangan. Dari sisi spiritual, kegiatan ini juga menjadi amal jariyah. Ilmu yang diajarkan akan terus bermanfaat, bahkan setelah para peserta tidak ada lagi di dunia ini.

 

Di akhir kegiatan, seluruh peserta menyatakan komitmennya untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Harapan besar disampaikan agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara rutin, sehingga semakin banyak warga yang terlibat. Dengan cara ini, keilmuan Fardhu Kifayah akan tetap terjaga, dan generasi mendatang tidak akan kehilangan keterampilan penting ini.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Imum Gampong Ie Masen Kayee Adang. Suasana khidmat terasa menyelimuti ruangan. Para peserta pulang dengan wajah penuh syukur karena telah memperoleh ilmu yang sangat bermanfaat.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga sebuah langkah nyata dalam memperkuat nilai kebersamaan, kepedulian, dan tanggung jawab umat Islam. Dengan adanya kader Fardhu Kifayah yang terlatih, masyarakat Gampong Ie Masen Kayee Adang semakin siap menghadapi salah satu kewajiban terpenting dalam kehidupan beragama.